Sunday, June 9, 2013

Rainbow Warrior Ke Jakarta

Greenpeace's legendary campaign vessel, Rainbow Warrior, arrived at Tanjung Priok Port, North Jakarta, on Thursday, at the conclusion of a month-long journey and campaign around the country.


Monday, February 18, 2013

MISTERI JARING LABA-LABA

Nephila pilipes (foto koleksi pribadi)
Banyak dari kita yang sudah mengenal laba-laba (spider) dan biasa kita jumpai membuat sarang (jaring) di sudut ruangan atau langit-langit rumah. Walaupun secara umum dikenal dua kelompok laba-laba yaitu laba-laba non jaring dan pembuat jaring. Laba-laba non jaring biasanya hidup di tanah dan pepohonan serta menangkap mangsanya dengan cara berburu, sedangkan laba-laba pembuat jaring biasanya hidup di ranting pepohonan atau di sudut dinding rumah dengan membuat jaring sebagai perangkap bagi calon mangsanya. Terdapat ribuan jenis laba-laba dan lebih kurangnya, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipetakan, dan digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies. Laba-laba termasuk hewan pemakan serangga (Carnivora), karena kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau dahan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi. Penulis kebetulan melihat salah satu species Nephila pilipes yang berukuran besar walaupun masih belum sebesar Tarantula maupun saudaranya Nephila maculata atau yang biasa dikenal dengan laba-laba Kemlandingan. Namun biasanya laba-laba jantan ukuran tubuhnya tidak sebesar betinanya, kurang lebih hanya setengah dari ukuran laba-laba betina. Laba-laba jenis Nephila pilipes ini sedang membangun jaring diantara pohon mangga dengan pohon sawo kecik di depan rumah penulis.
Nephila maculata (foto http://citizenimages.kompas.com)

Laba-laba jenis Nephila pilipes ini memang sudah jarang ditemukan dikota besar seperti Jakarta, ukuran yang besar menjadikannya mudah dilihat dan dimusnahkan oleh manusia. Laba-laba dari sisi estetika sering diidentikan dengan kesan kumuh dan tidak terawat seperti halnya kecoa. Namun di daerah pinggiran seperti Bekasi Jawa Barat, laba-laba jenis ini masih mudah diketemukan di ranting pepohonan yang tidak begitu tinggi. Laba-laba membuat jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya. Sedikit berbeda, laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya. Laba-laba penenun seperti Nephila pilipes ini memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan. Ada yang unik dari jenis laba-laba Nephila ini yaitu perilaku kawinnya jika betina telah dibuahi oleh pejantan, maka biasanya pejantan spesies ini akan menanggalkan palp atau organ seperti penisnya setelah dipakai untuk kawin dan organ ini akan dibiarkan menyumbat saluran reproduksi betina. Dan yang menarik lagi konon dari hasil penelitian di Jepang oleh Shigeyoshi Osaki seorang peneliti dari Medical University, Jepang bahwa benang sutera laba-laba ini dapat dibuat untuk dawai biola dan diklaim menimbulkan suara biola yang lebih lembut dan mendalam dibandingkan senar tradisional yang dibuat dari baja maupun usus binatang. Memang sampai saat ini penelitian manfaat laba-laba baru sebatas kehebatan benang sutera yang dihasilkannya, yang selain sebagai bahan alternative untuk dawai biola juga terdapat penelitian sutera laba-laba untuk bahan rompi anti peluru. Bahkan untuk memudahkan produksi masal benang laba-laba ini telah dilakukan rekayasa genetika terhadap susu kambing oleh Jalila Essaidi seorang ilmuwan asal Belanda. Kedepannya dimungkinkan juga untuk menyisipkan gen pembuat sutra laba-laba pada genome manusia, sehingga bisa dilahirkan manusia kebal peluru seperti Spiderman. Sedangkan di Indonesia sendiri telah dilakukan penelitian dari sisi lain yakni manfaat bisa/racun laba-laba. Racun laba-laba bersifat neurotoksin dan nekrotoksin, neurotoksin mengganggu impuls saraf pada saluran ion dan sinaps, sedangkan nekrotoksin bekerja pada reaksi sistematik misalnya ginjal dan darah. Hasil penelitian Tina Safaria dari Universitas Pendidikan Indonesia dikatakan bahwa racun/bisa laba-laba ini dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alternative yang ramah lingkungan karena berasal dari senyawa bioaktif. Racun dari Nephila sp ini tidak berbahaya bagi manusia, namun ternyata efektif sebagai pengendali larva nyamuk. Artikel ini ditulis kembali oleh Nur Hudda Elhasani dari judul semula Laba-Laba Nephila pilipes http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/02/18/laba-laba-nephila-pilipes-536241.html

Sunday, January 6, 2013

KEMANGI DAN SELASIH

Kemangi, merupakan salah satu bahan urap atau lalapan yang digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia bahkan juga oleh masyarakat melayu di Malaysia dan sekitarnya. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng.

Nama latin Kemangi adalah Ocinum Bassilum Ferina Citratum, tetapi masing-masing daerah sering mempunyai nama tersendiri seperti Lampes, Klampes, Mangklak, kemangi hutan atau kemangi kebo. aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan rasa mint sedikit pahit.

Kemangi merupakan tanaman perdu yang dapat mencapai ketinggian 100 cm dan sangat mudah untuk dibiakan. Membudidayakan kemangi biasanya dilakukan melalui bijinya, walaupun dengan cara stek kadang juga bisa tumbuh. Daun kemangi berbentuk panjang, tegak, menyerupai taji atau bulat telur, berwarna hijau dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata.

Kemangi ini dikenal sangat kaya dengan berbagai kandungan kimia, di antaranya: minyak atsiri, osimena, farnesena, sineol dan lain-lain. Yang dihasilkan oleh daun, biji dan akar. Oleh karena itu kemangi ini selain digunakan sebagai bahan lalapan, juga sudah lama dikenal sebagai salah satu tanaman herbal yang bermanfaat untuk pengobatan. Jus kemangi sangat bermanfaat untuk mengurangi bau badan/keringat, bau mulut, badan lesu, sariawan dan panas dalam, peluruh gas perut, peluruh haid, peluruh ASI, bahkan konon juga dikenal sebagai tanaman herbal untuk mengatasi masalah ejakulasi dini.

SELASIH

Saudara kemangi yang mirip dengannya dikenal dengan nama selasih, walaupun di daerah lain ada pula yang menamakan kemangi itu juga selasih. Selasih ini mirip dengan kemangi karena memang satu genus beda spesies, hanya saja kemangi berbunga putih sedangkan selasih berbunga coklat tua agak kehitam-hitaman. Kalau kemangi bisanya dipakai untuk lalapan, sedangkan saudaranya ini dikenal sering digunakan untuk upacara-upacara keagamaan.

Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Selasih termasuk genus Ocinum yang terdiri dari 35 species yang salah satunya dikenal dengan nama kemangi tadi.

Daun selasih berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Dari hasil pengujian farmakologi didapatkan bahwa selasih memiliki aktivitas antibakteri terhadapSaphylococcus aureus, Salmonella enteritidis, Escherichia coli, aktivitas antiseptik terhadap Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Salmonella paratyph, aktivitas antifungi terhadap Candida albicans, Penicillium notatum, Microsporeum gyseum, aktivitas larvasida terhadap lalat rumah dan nyamuk, dan repelan terhadap serangga.

Konsentrasi efektif dari minyak untuk membunuh 90 persen larva berkisar 113-283 ppm. Kamfor, d-limonen, myrcene, dan timol merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas repelan. Sedangkan eugenol dan metikavikol bertanggung jawab terhadap aktivitas larvasida.

KLASIFIKASI ILMIAH

Kerajaan: Plantae, Divisi: Magnaliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Lamiales, Famili: Lamiaceae, Genus: Ocinum

Referensi:

http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/22/kemangi-versus-selasih/ http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-lam/occ-bas/Ocimum-basilicum_Galur_NSH.jpg.html

Monday, December 17, 2012

KENIKIR (Ulam Raja)

Siapa yang tidak kenal Kenikir? Pasti bagi mereka yang hobi wisata kuliner mengenal kenikir terutama daunnya. Memang bagi penduduk kota-kota besar mudah menemukan daun Kenikir, baik itu itu di pasar tradisional maupun supermarket, namun rata-rata mereka belum tahu jenis-jenis pohon Kenikir berikutnya bunganya.

Kenikir atau ulam raja merupakan terna tropika yang berasal dari Amerika Latin, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesiadan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kenikir adalah anggota dari Asteraceae.

Kenikir tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan ± 700m dpl., dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, terutama di tempat terbuka yang mendapatkan sinar mataharipenuh.

Jenis-Jenis Kenikir

Keluarga besar Kenikir yaitu Asteraceae ini jenisnya banyak (lihat Fobi), namun hanya beberapa yang bisa dipakai untuk lalapan seperti Kenikir (Cosmos caudatus), Beluntas (Pluchea indica) dan Selada (Lactuca sativa).Sedangkan untuk jenis-jenis Asteraceae dari Genus Cosmos dan Genus Tagetes biasanya disebut Kenikir oleh orang Jawa yakni seperti Kenikir (Cosmos caudatus), Kenikir (Cosmos sulphureus), Kenikir (Tagetes erecta) dan Kenikir (Tagetes patula).

Manfaat

Kenikir selain dari jenis Cosmos caudatus tidak pernah dipakai untuk lalapan, karena rasanya yang sedikit pahit dan getir. Bahkan untuk jenis Tagetes erecta dapat dipakai untuk bahan pestisida nabati karena mengandung quercetagetin, quercetagitrin, dan tagetiin yang termasuk dalam kelompok senyawa flavonoid, serta senyawa tagetol, linolaol, ocimene, limonen, dan piretrum yang termasuk dalam kelompok monoterpenoid.

Tumbuhan ini juga mengandung senyawa alkaloid, serta senyawa thertienil yang termasuk dalam kelompok senyawa poliasetilen.Tagetes erecta ini biasanya dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata, batuk, radang tenggorokan, sakit gigi dan juga kejang pada anak.

Sedangkan kesukaan menggunakan Cosmos caudatus sebagai lalapan dapat bermanfaat untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan tulang. Daun Kenikir juga bersifat antioksidan (AEAC) yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram daun yang segar mengandung antioksida yang sama dengan 2,400 miligram L-asid askorbik. Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan oleh kehadiran bilangan proantosianidin yang berwujud sebagai dimer, melalui heksamer, kuersetin glikosida, asid klorogenik, asid neoklorogenik, asid kripto-klorogenik, serta penangkap radikal bebas.

Radikal bebas dipercaya memicu banyak penyakit karena faktor lingkungan, seperti kanker dan jantung. Pada kenikir, kandungan flavonoidnya merupakan zat antioksidan paling efektif menangkal zat jahat tersebut. Oleh karena hal ini, kenikir disebut sebagai agen kemopreventif.

Serta berdasarkan beberapa kajian para ahli, kenikir juga mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae, Divisi:Spermatophyta, Kelas: Magnoliophyta, Ordo:Fabales, Famili: Asteraceae, Genus: Cosmos, Spesies:C. caudatus, Nama binomial:Cosmos caudatus

Thursday, December 13, 2012

TAWON KEMIT (Lebah Tabuhan)

“Bangkekane Nawon Kemit” bagi orang Jawa istilah ini tidak asing lagi, yang artinya menunjukkan seorang gadis sexy berpinggang kecil seperti biola. Tawon kemit memang sexy dengan warna yang mencolok garis kuning berpadu dengan garis hitam sangat kontras dan cantik. Sepintas postur tubuhnya mirip semut bersayap tetapi bukan semut, seperti lebah tetapi bukan lebah. Tawon kemit, Tabuhan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Wasp sedangkan bagi orang sunda terdapat banyak sebutan untuk beberapa jenis keluarga serangga ini seperti papanting untuk yang bentuknya kecil dan langsing, bangbara atau engang.

Nama ilmiah untuk tawon kemit yang termasuk ke dalam genus Vespa ini adalah Ropalidia fasciata (bhs daerah: tawon kemit kecil/papating) dan Delta campaniforme (bhs daerah: tawon kemit besar/engang)

Tawon kemit atau lebah tabuhan ini merupakan predator alami bagi semua jenis ulat. Hal ini berbeda dengan burung, biasanya burung hanya memilih jenis ulat yang tidak berbulu saja. Tawon kemit membantu para petani dalam mengendalikan hama ulat, hanya saja dengan merebaknya penggunaan pestisida dan ketakutan manusia terhadap sengatan lebah menyebabkan populasi Tawon kemit ini menjadi berkurang. Hal ini terbukti di beberapa daerah seperti beberapa tahun lalu pernah terjadi serangan besar-besaran oleh ulat bulu. Keseimbangan alam memang sudah terganggu akibat pemakaian pestisida secara massal oleh hamper semua petani.

Tabuhan seperti halnya lebah madu biasanya membuat sarang pada dahan atau lubang pohon bahkan tabuhan biasa bersarang juga pada bagian rumah yang terbuat dari kayu atau bambu. Tabuhan membunuh serangga lain untuk makanan tempayak (anak tabuhan) disarangnya sehingga dikenal menjadi parasit bagi banyak spesies serangga termasuk serangga yang menjadi organisma pengganggu tanaman padi, khususnya telur-telur dari serangga lain tersebut. Dengan sifat alamiah seperti itu maka kehadiran beberapa jenis tabuhan menjadi sangat penting di sawah sebagai pengendali organisma pengganggu tanaman (opt). Salah satu opt yang sangat sulit dikendalikan saat ini adalah ulat penggerek batang. Penyemprotan berbagai jenis pestisida baik kimia maupun organik tidak akan mampu mengendalikan ulat penggerek batang yang berada di dalam batang padi karena cairan pestisida yang disemprotkan tidak akan bisa menjangkau ke dalam batang padi. Semprotan pestisida ini hanya mampu mengendalikan kupu-kupunya saja, sedangkan ulatnya yang merupakan pengganggu tanaman padi dari dalam batang tidak bisa dikendalikan dengan cara penyemprotan.

Cara paling efektif dan tentunya ramah lingkungan untuk mengendalikan serangan penggerek batang seperti halnya serangan oleh opt lainnya adalah dengan tindakan preventif berupa pengendalian oleh predator atau musuh alaminya seperti laba-laba atau beberapa jenis tabuhan. Hanya saja budidaya Tawon kemit ini masih menemui kesulitan untuk dilakukan oleh para petani dan untuk saat ini baru Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sebenarnya yang sudah mengembangkan prosedur pengendalian opt ini dengan pelepasan musuh alami berupa tabuhan Trichogramma spp yang diperbanyak di tempat yang dikondisikan atau di laboratorium dengan media telur Corcyra spp (hama gudang yang banyak terdapat di gudang penyimpanan padi).

Senjata Rahasia

Senjata rahasia yang dimiliki ulat tabuhan bernama ovipositor. Ovipositor berupa jarum untuk menyuntikkan telur ke tubuh ulat kupu-kupu. Tentu saja, lebah tabuhan adalah musuh utama kupu-kupu. Kupu-kupu tidak berdaya terhadap serangan lebah tabuhan.

Di dalam perut ulat kupu-kupu, telur lebah tebuhan menetas dan berubah jadi ulat lebah tabuhan.Ulat lebah tabuhan memakan semua makanan yang dimakan ulat kupu-kupu. Pintarnya, ulat lebah tabuhan tidak sampai mematikan ulat kupu-kupu. Tetapi, begitu ulat tabuhan siap jadi kepompong, perut ulat kupu-kupu dijebol. Pyarrrr…. Perut ulat kupu-kupu pecah dan keluarlah kepompong lebah tabuhan ! Kasihan ulat kupu-kupu pun mati ! Lebah tabuhan telah menjadi parasit bagi ulat kupu-kupu. Oleh karena itu, lebah tabuhan disebut binatang parasitoid.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hymenoptera

Famili: Vespidae

Genus: Vespa